21 December 2016

TENTANG PRESIDEN JOKO WIDODO

Menoleh ke masa pemerintahan orde baru selama 32 tahun, memperlihatkan secara jelas bahwa penguasa itu dapat melakukan apapun yang dia mau. Dalam konteks bernegara, Presiden dengan kekuasaan yang sedemikian besar dapat melakukan apa saja, walaupun memang ada pembatasan-pembatasan dalam konstitusi.
Jika mau, Jokowi bisa menggunakan segenap kekuasaan yang dimiliki untuk digunakan dengan semaunya. Kalau dia mau siapapun lawannya bisa diciduk, bisa dipenjarakan. Dia bisa "menggerakan" polisi atau "menggunakan" tentara untuk bertindak sesuai keinginan. Siapapun yang menyinggung perasaannya atau menggoyang kekuasaan bisa "dicomot" dan "hilangkan". Dalam konteks politik, Presiden sebagai penguasa bisa bertindak diatas hukum. Dia bisa memenjarakan bahkan membunuh lawan-lawan politiknya secara licik dan keji. Sekali lagi, jika beliau mau.
Tapi apa yang dilakukan Jokowi? Dibalik tubuh bersahaja, ternyata beliau menyimpan kekuatan dahsyat. Kerja, kerja dan kerja seolah tak ada capeknya. Demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Melakukan revolusi mental. Inilah faktor terberat yang harus dihadapi bangsa ini. Inilah beban paling berat yang harus dipikul oleh seorang Jokowi. Ketika dia dengan susah payah melalui kerja nyata membalikan keadaan Indonesia yang sarat korupsi, mencoba membangkitkan daerah tertinggal di ujung Indonesia timur sana, membangun infrastruktur yang nyata terlihat, beliau harus dan terpaksa juga berurusan dengan pihak yang ingin menjatuhkannya. Berangkat dari kasus penistaan agama, kemudian beliau diolok-olok, difitnah sebagai komunis, divonis sebagai antek-antek asing oleh pihak-pihak yang 'kesenangannya' terusik. Kebijakan-kebijakan bersih Jokowi dianggap menodai karat yang terpelihara bertahun-tahun. Mereka mencoba menggoyang kewibawaan pemerintahan, berharap bisa kembali ke masa lalu dengan mengumbar isu tentang PKI, sentimen suku, agama dan ras. Mereka yang mengatasnamakan NKRI tapi mengkhianatinya sedemikian rupa dengan pernyataan-pernyataan rasis, seolah-olah Indonesia hanyalah milik pribumi dan hanya milik golongan atau agama tertentu atas nama demokrasi semu.
Jokowi terlihat tenang dan tidak mau diajak untuk mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan rezim-rezim penguasa terdahulu. Seolah-olah dia tidak mau menoleh ke masa lalu. Inilah kekuatan terbesar yang tidak ditemukan pada pemimpin-pemimpin bangsa lain. Penegakan hukum dan konstitusi dijalankan dengan cara elegan. Perlahan namun pasti, perlawanan dari pihak-pihak itu disudahi dengan cara tersendiri dibawah rambu-rambu hukum dan kebenaran demi kebaikan bangsa dan negara.
Sekarang tergantung kita. Apakah mau berdiri bersama Jokowi, atau berdiri bersama mereka yang ingin Indonesia mundur kembali kebelakang?[]

28 July 2015

A Dog Named Pull Ear

The boss has two dogs. One is a Pit Bull named Loose Canon and the other one is a Poodle named Pull Ear.

And the boss also has four puppies. The boss seems only love the Golden Retriever. The others will just follows. If one of them became naughty, what would the boss do?


Pull Ear!!


--------- end ---------

25 July 2015

AKU KEMBALI!!

Wow,  sudah sekian lama gak pernah buka blog sendiri. Terakhir menulis di blog ini tahun 2013. Banyak hal yang sudah terjadi, berubah, berkembang, maju-mundur dan yang pasti pengalaman bertambah, usiapun bertambah dan yang paling pasti adalah saya sudah tidak single lagi...

Mungkin saya tidak pandai menulis. Tapi setidaknya ada usaha untuk melakukan itu. My Perspectives, My Opinion adalah sebuah proyek coba-coba. Coba bisa gak yah saya menulis?

Menulis didalam blog mungkin terasa lebih nyaman ketimbang menulis sebaris status di sosmed. Disini kita bisa menulis lebih banyak, lebih panjang atau bahkan lebih mendalam tanpa khawatir terhadap pandangan orang lain yang berseberangan dengan pendapat kita secara langsung.

Mulai saat ini, mungkin (sekali lagi dengan nada ketidakpastian) saya akan mulai kembali menulis. Jika ada waktu senggang. Jika tidak ada hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan.

Cheers!

01 April 2013

Si Mio Hitam Pangganti Silvie

Setelah kurang lebih tiga bulan sejak Silvie (Bajaj Pulsar 200) dijual ke Semarang, saya memutuskan untuk segera mencari sepeda motor bekas. Karena kebiasaan sekian tahun wara-wiri kemana-mana naik sepeda motor, gak betah juga sepanjang tiga bulanan hampir tiap hari harus ngangkot/naik kendaraan umum. Ada banyak pilihan sepeda motor bekas. Tapi akhirnya pilihan jatuh pada sepeda motor matic yang tentunya sesuai dengan kantong.