21 February 2012

Republik Pantomim

Dikala kisruh melanda, Pemimpin tetap diam seribu bahasa. Yang ada dipikirkan hanya biarkan.. biarkan.. Puas puas puas dalam dua episode.
Ketika seorang Punggawa tidak tahu tindak-tanduk anak-buah, maka ketika itu pula ia kehilangan muka.
Ketika partai tidak lagi dipercaya. Kader berani membakar sendiri benderanya dan kemudian ramai-ramai pindah ke rumah tetangga. Semoga tahun mendatang bisa kembali berlaga.

Ketika aparat penegak hukum tidak benar-benar tegak berdiri. Bingung mana preman dan mana yang ditindak.
Ketika organisasi massa lebih kuasa dari Tuhan. Sehingga merasa sangat penting arti kata pembelaan.
Ketika pelaku korupsi lebih terkenal daripada artis. Pamor selibritis menurun drastis. Tragis.

Keadilan berubah makna jadi kedegilan. Hukum dikuasai oleh kemunafikan, maka timbulah kesemrawutan.
Ketika demonstrasi massa dianggap hal yang biasa.  
Ketika orang partai berpikir, sibuk sendiri supaya terpilih kembali.

No comments:

Post a Comment