09 November 2011

SILVIE SINGH

Saya akan bercerita mengenai
tunggangan saya yang saya beri nama 
Silvie. The Silvie Singh, sebuah nama 
untuk Bajaj Pulsar 200 berwarna 
titianium grey milik saya. Silvie dari Silver, 
sedangkan Singh adalah nama India, 
 tiada alasan khusus tentang penamaan ini.



Kenapa Pilih Pulsar?
Bisa dikatakan saya membeli sepeda motor ini karena "gak sengaja". Pada bulan Maret 2009 saya mendapat fasilitas pinjaman dari kantor untuk membeli kendaraan.
Pembayaran pinjaman dilakukan dengan cara potong gaji tiap bulan selama 5 tahun. Kemudian mulailah hunting, mulailah pencarian kira-kira motor apa yang cocok dengan ukuran badan saya yang bariton ini (tinggi 174cm, berat 79kg - saat itu). 

Awalnya pilihan tertuju pada Honda Tiger. Namun entah mengapa, setiap showroom Honda yang saya sambangi tidak bisa memberikan pelayanan ekstra bagi pembelian cash (pembayaran tunai dari kantor saya). "Maaf, tidak bisa Pak, Down Payment bisa saya terima tapi kita akan mendahului PO yang menggunakan Leasing," kira-kira seperti itulah jawaban dari Sales Officer show room resmi sepeda motor honda di kawasan Hayam Wuruk. 

Agak kecewa juga, impian sejak SMA untuk memiliki "sepeda motor laki" hampir musnah. Dengan perasaan sedikit dongkol, saya kendarai motor bebek Suzuki Shogun R125 warna biru (Nicknamed : Shobirin, akronim dari shogun biru independent) dari arah Hayam Wuruk melewati Sawah Besar mengarah pulang ke rumah. Kemudian iseng saya mampir ke showroom Bajaj di jalan Samanhudi mumpung sekalian lewat perjalanan searah pulang, pikir dalam hati.

Kedatangan saya disambut hangat oleh salesman sepeda motor Bajaj yang kebetulan saat itu dapet giliran "jaga toko". Showroom Bajaj itu kemudian saya ketahui bernama JAR Samanhudi. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama melihat sosok Pulsar 200 warna silver yang dipajang di etalase. Sempat sedikit bingung memilih antara warna hitam (ebony black) atau silver (titanium silver). Akhirnya tanpa mau berpikir panjang lebar lagi saya serahkan DP sebesar Rp.100.000,- sebagai tanda jadi untuk 1 unit Pulsar 200 Titanum Silver. Singkat cerita dalam dua minggu setelahnya saya sudah bisa memboyong Bajaj Pulsar 200 pulang ke rumah.

Berawal dari ketidaksengajaan, hingga akhirnya jadilah Bajaj Pulsar 200 menjadi tunggangan sehari-hari. Sepertinya saya dan Silvie memang ditakdirkan untuk bersama hingga saat ini.













Ikutan Mailing List bajaj_pulsar_indonesia
Setelah sukses meminang Bajaj Pulsar 200 cc, saya ikutan gabung dalam milis bajaj pulsar Indonesia (bajaj_pulsar_indonesia@yahoogroups.com) biasa disingkat BIM. Disini saya banyak belajar dari pengalaman teman-teman yang sudah lebih dulu memiliki Pulsar. Teman-teman Bikers di millis bajaj-pulsar-indonesia biasa menyapa varian Pulsar 200 cc ini dengan sebutan PZOO dan Pulsar 180 cc disebut PIBO, sedangkan untuk varian Pulsar 150 disebut PISO. Sebutan-sebutan yang unik.

Setelah nongkrong sekian lama di milis saya menapaki hubungan yang lebih intens dan serius dengan teman-teman di milis dengan ikutan kopdar bersama teman-teman Pulsarian di Taman Suropati, Menteng, setiap hari Jumat malam. Ternyata hubungan kami sesama penunggang tambah makin mesra, dan kemudian saya ikutan bergabung di millis Tamsur gudangnya obrolan-obralan gak nyambung, tapi entah mengapa disamping milis BIM saya betah berada di millis 'gak bener' itu. Kemudian segala sesuatunya berlanjut ke hal yang lebih serius lagi yaitu saya bergabung kedalam Komunitas Pulsarian Indonesia.


Transformasi Pasang Box Besar
Ada sebagian orang bilang bahwa member Pulsarian identik dengan box-box segede gaban. Memang terbukti sebagian Ranger Pulsarian mengaplikasikan box besar di Pulsarnya.

Silvie sendiri terhitung 3 kali menggunakan box yang berbeda. Pertama Givi E35, kemudian ganti yang rada besaran Givi E45, lalu terakhir pake Kappa 21 untuk sidebox dipadukan dengan Astra Coocase S48 sebagai rearbox/centerbox. Untuk harian, saya memilih hanya menggunakan centerbox saja, sedangkan sidebox saya pergunakan hanya untuk Touring saja.


Silvie dan Givi E35


 Silvie dan Givi E45

 
 Silvie dan Givi E45 + Kappa 21


Silvie dan Kappa 21 + Coocase S48 (remote/keyless)


Disamping box, ubahan lain yang sudah dilakukan adalah :
  1. Spion TVS
  2. Klakson Denso
  3. List main lamp model transformer/batok transformer
  4. Ban depan Corsa S123 uk.110/70 dan ban belakang Battlax BT45 uk. 150/80
  5. Papas jok depan dan ganti lapisan kulit customized by tukang jok pinggir jalan
Selebihnya masih standard bawaan pabrik, termasuk kelistrikan dan jeroan mesin semuanya masih orisinil.
 

Kilometer Tempuh dan Service Rutin
Hingga saat ini Silvie masih setia menemani setiap perjalanan saya. Mulai mengantar saya ke kantor hingga, berbagai macam agenda touring baik single touring maupun group riding bersama teman-teman Ranger Pulsarian. Jarak tempuh terjauh adalah Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo - Jawa Tengah saat acara Squadtour Dieng, yang diselenggarakan oleh Pulsarian PRA Jakarta pada tanggal 17-20 Desember 2009.







Dari awal hingga kini service rutin tidak pernah terlambat. Beberapa kali tercatat service dilakukan di Bengkel Resmi (Beres) JAR Samanhudi, B-Bike dan Beres Fontana Gunung Sahari. Service di B-Bike lebih sering ketika masih di Mampang, namu setelah pindah ke Kukusan Depok saya jadi jarang kesana karena alasan jarak dan belakangan ini lebih memilih ke Beres Fontana Gunung Sahari.

Pembicaraan yang paling hangat di millis BIM biasanya adalah topik seputar ketersedian spare part. Saya belum pernah mengalami kesulitan spare part. Mungkin faktor hoki juga, ketika memang lagi diperlukan, spare part yang saya butuhkan kebetulan ada. Spare part yang sudah dilakukan penggantian yaitu, fuel gauge, kanvas rem depan-belakang, aki, bendik stater dan regulator.

Hingga kini belum terpikir untuk "memutuskan kisah cinta" bersama Silvie dan beralih ke Pulsar 220 atau ke merk lain. Keinginan sih ada, namun mungkin saat ini belum waktunya berpindah ke lain hati.


Sekian,
Ruben AR

1 comment:

  1. itu velg nya masih ori ta gan ko' ban nya bisa ganti gede gto... apa gak kyak donat. klo pake velg ori

    ReplyDelete