28 January 2012

MEMBANGUN MASA DEPAN

Membangun Iman untuk Hidup Dalam Pengharapan - Materi Ibadah Hari Minggu Persekutuan Teruna (IHMPT)
Bahan bacaan Alkitab :
a. Yosua 23 : 1-6
b. 1 Raja-Raja 10 : 14-25
Pernah nonton film The Book of Eli? Film luar biasa yang diperankan oleh Denzel Washington. Karena saya adalah penggemar film-film Hollywood, maka saya akan mencoba mengangkat film laga Amerika Serikat tahun 2010 ini yang disutradarai oleh Hughes bersaudara dan ditulis oleh Gary Whitta ini sebagai bahan ilustrasi dari pokok bahasan pada IHMPT kali ini.



Iman, Pengharapan dan The Book of Eli

Awal kisah film yang dibintangi oleh Denzel Washington, Gary Oldman, Mila Kunis, Ray Stevenson, dan Jennifer Beals, Pasca perang besar yang berkecamuk, dunia dilanda kehancuran total. Di mana-mana yang ada hanyalah puing-puing bekas gedung-gedung dan manusia terpaksa harus kembali ke awal peradaban untuk kembali membangun peradaban yang telah mereka hancurkan sendiri ini. Salah satu dari beberapa orang yang berhasil selamat dari perang adalah Eli (Denzel Washington).

Selama tiga puluh tahun Eli berjalan mengarungi padang pasir yang dulunya adalah kota-kota megah yang hancur lebur. Tujuan Eli hanya satu, ia harus berjalan ke arah Barat untuk menemukan sebuah tempat yang akan menjadi awal baru bagi peradaban manusia. Perjalanan ini pula yang mempertemukan Eli dengan seorang pria bernama Carnegie (Gary Oldman), penguasa sebuah kota yang ada di tengah gurun pasir.
Carnegie tahu kalau Eli membawa sebuah buku yang sangat berharga. Barang siapa menjadi pemilik buku ini maka ia akan bisa menguasai dunia. Pada saat kehancuran dunia tiga puluh tahun sebelumnya, seluruh Alkitab yang ada di dunia telah dimusnahkan dan Eli adalah satu-satunya orang yang masih memiliki Alkitab. Tuhan memerintahkan Eli untuk membawa Alkitab ini ke tempat peradaban akan dibangkitkan lagi.

Eli telah bersumpah untuk melindungi Alkitab terakhir ini sementara Carnegie bertekad untuk merebutnya dari tangan Eli. Keadaan jadi semakin buruk saat putri Carnegie yang bernama Solara (Mila Kunis) malah terpikat pada Eli. (sumber : kapanlagi.com).




Eli memiliki iman kuat yang mampu membangkitkan semangat kesendiriannya membawa buku ke suatu tempat yang ia yakini bahwa tempat itu ada. Selama 30 tahun ia menanamkan pengharapannya pada tujuan tersebut. Hingga akhir ia tetap berpegang teguh pada iman dan pengharapannya.


Visi, Misi, Cita-Cita

Visi atau Vision dari Eli sebagaimana dikisahkan dalam film tersebut adalah ia bertujuan untuk membawa buku itu ke suatu tempat di Barat. I'm going to the east. Buku itu harus dibawa ke tempat dimana ia seharusnya berada. Sedangkan Misi atau Missionnya adalah menjaga baik-baik buku yang diketahui sebagai Alkitab berhuruf braile jangan sampai jatuh ke tangan orang yang tidak tepat.

Apakah cita-cita mu? Ingin jadi dokter, insinyur, pelukis, aktor/aktris, pemain musik? Perumpamaan jika kita menganggap "buku" itu adalah cita-citamu. Cita-cita yang harus dijaga. Kalian harus mampu melawan setiap halangan/rintangan atau bahkan lawan siapapun yang akan merampas cita-citamu. Pertahankan dan perjuangkanlah itu tanpa mengenal kata menyerah. Kuasailah cita-citamu, seperti dalam film The Book Of Eli, dengan tekun selama 30 tahun ia membaca isi dari buku itu, hingga pada akhirnya ia hafal isi, setiap kata demi katanya. Pada akhirnya ia mampu menghafal ayat demi ayat, pasal demi pasal. Luar biasa bukan?

Cita-cita, visi dan misi bukanlah benda berwujud, melainkan sebuah ide yang ada dalam pikiran dan hati manusia. Genuine atau asli. Kalian harus mampu menjaga dan mempelajari ide dan menggali setiap kemampuan dalam diri kalian demi meraih cita-cita. Tapi ingat pergunakanlah selalu hikmat dan setia pada Tuhan dalam meraih dan mengejar cita-citamu, seperti Daniel dan Raja Salomo, maka setiap tujuan hidupmu akan tercapai, kesuksesan akan dapat diraih. Ketika nanti cita-cita itu dapat kalian raih pada masa mendatang, ia akan berwujud sebuah kesuksesan yang dapat kalian rasakan, nikmati dan bagikan kepada orang lain. Cita-cita yang berguna tidak hanya untuk diri kita pribadi, tetapi menjadi berkat bagi sesama manusia.

Kesimpulan :
1. Kita sebagai manusia harus memiliki cita-cita, visi/misi dalam kehidupan kita, harus memiliki tujuan hidup.
2. Memiliki hikmat seperti Salomo.
3. Jangan pernah berpaling dari Tuhan dan senantiasa setia kepadaNya, seperti Daniel
4. Jaga, lindungi, pertahankan, perjuangkan dan kuasai cita-citamu.

---

ditulis oleh : Ruben A. Riupassa


------R.A.R------

No comments:

Post a Comment