14 March 2012

Bayar Pajak Tidak Untuk Para Keparat

Ada berapa banyak pembebanan pajak atau tax charges dari transaksi harian yang kita lakukan? Beli makanan di restoran, nonton bioskop, retribusi ini-itu, retribusi anu, pajak kendaraan pribadi dan lain sebagainya. Hampir setiap barang yang kita beli dan hampir semua obyek jasa yang kita pergunakan adalah subject to taxes. Bagi kita yang bekerja sebagai karyawan swasta, pendapatan kita perbulan, bonus dll, mesti kena potongan pajak.

Apa salahnya sih dari membayar pajak? Sama sekali gak ada masalah. Tidak ada yang salah. Gw rela kok
bayar pajak demi bergulirnya roda pemerintahan dan pembangunan negara. Dengan membayar pajak kita bisa menikmati jalan raya yang mulus, menikmati jalan bebas hambatan, tak perlu antri dipintu perlintasan kereta api karena ada fly over atau under pass. Jalan kaki nyaman di trotoar, duduk menikmati sore hari di taman kota yang asri, naik kendaraan umum yang aman dan nyaman,  mendapat layanan yang luar biasa bersahabat dari pejabat kelurahan dan lain sebagainya.

Sekarang coba tengok kasus-kasus korupsi sebagaimana ditayangkan media. Ada berapa banyak pejabat pemerintah yang tersangkut kasus korupsi? Ada berapa banyak aparat yang duduk di kursi tersangka di pengadilan akibat kasus suap? Ada berapa banyak duit negara yang hilang, masuk ke kantong-kantong pribadi ataupun partai politik? Kasus proyek fiktif. Kasus uang perjalanan dinas PNS. Kasus mark up dana APBD, dan segudang kasus penyimpangan lainnya. Cobalah lihat dampaknya. Duit yang bocor itu kan bisa dipergunakan untuk subsidi BBM, sehingga pemerintah tak perlu menaikan harga bensin.

Kondisi Trotoar di Salah Satu Ruas Jalan di Jakarta
Masih kurang kah pajak yang kita bayar? Kondisi jalan raya yang rusak, amburadul berlubang disana-sini. Sudah berapa banyak kecelakaan lalulintas disebabkan oleh kondisi jalan ancur? Ditambah lagi jumlah kendaraan yang semakin bertambah. Lengkaplah sudah penderitaan pengguna jalan, kemacetan dimana-mana.

Cobalah tengok kondisi trotoar yang ada di Ibu Kota. Hanya bagus dan nyaman di jalan-jalan protokol saja. Kasihanilah para pejalan kaki, hak-haknya diperkosa dengan buruknya kondisi trotoar diberbagai ruas jalan.

Kondisi Jalan di Ibu Kota (Sumber : beritajakarta.com)
Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk duduk menikmati sore hari di taman kota? Taman kota bercampur dengan asap hitam seperti tinta cumi-cumi dari kendaraan umum.

Cobalah hitung ada berapa banyak kendaraan umum yang aman dan nyaman?  Bisa dihitung pake jari, termasuk bus trans Jakarta pun, menurut gw sekarang ini sudah tidak nyaman lagi. Penuh sesak dan rawan pencopetan. Belum lagi kasus rem blong bus antar kota yang memakan banyak korban. Siapa yang bertanggung jawab? Ujung-ujungnya bisa diarahkan kepada korupsi. Suap pada oknum pejabat yang melakukan verifikasi uji berkala bagi angkutan umum, bisa saja. Kok kendaraan seperti itu bisa diberi izin beroperasi?

Coba lihat pelayanan yang diberikan pejabat kelurahan, pihak kepolisian dan instansi pemerintah lainnya. Apakah mereka melayani dengan senyuman? Mungkin bisa senyum jika lihat uang limapuluh ribuan. Tapi ya memang tidak semua sih.

Sekali lagi, gw gak pernah bermasalah dengan pembayaran pajak. Gw setuju. Gw rela pendapatan/gaji dipotong oleh perusahaan tempat gw bekerja, khusus untuk bayar pajak. Gw Ikhlas. Justru gw tentang semua perusahaan bahlul pengemplang pajak, termasuk oknum pegawai pajak macam Gayus.

Sampai kapanpun, gw gak rela pajak yang gw bayar cuma buat ngempanin orang-orang keparat yang bikin rusak negeri ini. Penyalahgunaan uang rakyat, pendapatan negara dipergunakan tidak sebagaimana mestinya, pemborosan. Memanfaatkan jabatan demi memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Penyalahgunaan wewenang. Oknum aparat bedebah pemakan oeang rakjat! Sampai kapanpun perilaku oknum-oknum keparat seperti itu tidak bisa diterima. Kami bayar pajak bukan untuk keparat. Basmi korupsi adalah harga mati! Cobalah pikir seandainya uang kita yang bocor itu dipergunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi rakyat kecil. Sekolah gratis, kesehatan gratis, pelayanan umum lainnya bisa langsung dimanfaatkan oleh rakyat kecil termasuk juga subsidi BBM.

Proyek Pembangunan Jalan Layang Tanah Abang - Kampung Melayu

Gw sadar, bahwa ketidaksempurnaan akan selalu ada. Namun usaha menuju arah kesempurnaan nampak terlihat kasat mata. Contoh, proses pembangunan jalan bebas hambatan, fly over atau under pass terasa tiada henti. Lihatlah pembangunan jalan layang bukan toll Tanah Abang - Kampung Melayu, luar biasa. Termasuk di kota seperti Pekanbaru, beberapa waktu lalu gw sempet berkunjung kesana, ternyata sudah dibangun jalan layang dalam rangka persiapan PON. Tapi jangan lupa bung, pembasmian tindak pidana korupsi juga harus berjalan seiring pembangunan fisik. Good Governance. Intinya, Gw dukung setiap upaya pemerintah untuk membawa negeri ini ke arah yang lebih baik.  Jangan mau kalah sama negara tetangga seperti Malaysia. Gw percaya masih ada kok pejabat-pejabat yang bersih. Gw rela bayar pajak demi orang-orang yang bersih, untuk para guru di desa-desa, untuk pegawai kelurahan dipelosok, untuk para dokter dipedalaman dan lain sebagainya.

Gw sungguh ikhlas.

No comments:

Post a Comment