28 July 2012

Ayo Ganti Sebelum Ambrol!

Berangkat ngantor pagi hari kali ini ada sedikit ganjalan di hati. Berawal dari hentakan kasar pada saat masuk gear 1, kemudian terasa agak kurang enak dikendarai. Silvie (panggilan kesayangan Bajaj Pulsar 200 lansiran 2009) masih bisa jalan sih, hanya saja ada sedikit rasa aneh dan ngganjel dihati. Setibanya dikantor baru terpikir bahwa ternyata Silvie sudah memasuki usia pakai hampir 3,5 tahun. Kilometer tempuh spidometer tertera sudah menunjukan km 38 ribuan. Jarak tempuh yang mungkin biasa-biasa aja mengingat dipake untuk rumah-kantor-rumah yang hanya berjarak kurang lebih 14km pulang-pergi.

Jangan-jangan memang komponen daleman mesin mulai aus. Tapi masa sih? Dari beberapa testemoni teman-teman yang sudah pake pulsar lebih dulu dari saya, sepertinya bisa lebih dari jangka waktu itu. Masalah hentakan gear ketika masuk gigi 1 yang saya kira jadi kendala utama, maka saya berkesimpulan bahwa masalah ada pada plat atau rumah kopling. Komponen tersebut belum pernah diganti semenjak beli. Hari Senin malam tanggal 23 Juli 2012 saya bawa Silvie ke bengkel BBike, awalnya untuk cek dan ganti plat kopling apabila diperlukan.




Sepulang kantor sekitar jam 17.45 wib saya langsung membawa Silvie ke BBike. Jalanan tidak macet seperti biasanya. Mungkin karena bulan Ramadhan jadi pada jam segitu banyak orang memilih untuk stay di kantor atau sudah sampe rumah untuk berbuka puasa. 

Singkat cerita, Toto BBike menyarankan agar cek semua daleman mesin sekalian, jadi tidak hanya plat kopling saja. Saya setuju dan serahkan Rp. 100.000,- untuk DP pengerjaan karena saya ada request sekalian benerin pegangan shock belakang yang dratnya slek.

Lalu, dibongkarlah bagian mesin satu-persatu. Plat kopling terlihat habis dan agak hangus, ring piston sudah mulai keluar dari jalurnya, guide rante keteng yang terbuat dari plastik keras patah, dan terlihat ada kerak halus sisa pembakaran pada kepala piston.




Plat kopling terlihat habis dan agak hangus adalah wajar karena pemakaian selama hampir 3,5 tahun. Jika ditelisik dari cara pemakaian kopling yang sesuai dengan teknik berkendara wajarlah kopling harus diganti di kilometer 38 ribu. Saya tarik kopling seperlunya, hanya untuk pindah gigi dan pengaturan ritme laju kendaraan pada speed rendah.
Ring piston juga diganti dengan alasan sudah terlihat tidak normal, namur liner masih terlihat bersih. Sebenernya masih bisa dipake, tapi Toto bilang, jika tetap dipertahankan maka dapat dipastikan liner silender akan baret-baret. Ini bakal jadi PR banget nantinya.
Guide rante keteng yang terbuat dari plastik keras ditemukan patah, namun untungnya patahan itu tidak sempet jatoh kebagian mesin lain, kalo sempet jatoh saya gak dapet kebayang apa yang akan terjadi.
Kerak halus sisa pembakaran pada kepala piston, termasuk normal karena dari awal beli tangki bensin Silvie selalu diisi pertamax atau shell super. Disamping itu stelan karburator yang sesuai juga berpengaruh pada jumlah timbunan kerak di kepala piston. 



Silvie menjalani opname di BBike selama 2 hari. Saya serahkan pada hari Senin malam kemudian hari Rabu malam tanggal 25 Juli 2012 saya ambil. Selama Silvie diperbaiki, saya dipinjamkan Toto pulsar biru sebagai kendaraaan pengganti. Enak ya?


Tiba waktu untuk berhitung. Biaya yang saya habiskan untuk perawatan besar ini adalah Rp.813.000,-. Saya tambahin dikit lah, sebagai komplemen dari saya kepada Toto karena rela meminjamkan motor biru kesayangnnya, sehingga total dana yang saya keluarkan adalah Rp.830.000,-. Harga segitu kemahalan? Tidak! harga masuk akal kok, menurut saya. Mangkanya sisakan/tabung uang Rp.20.000,- setiap bulan untuk perawatan seperti ini dikemudian hari. Gak mahal kok.




Kini, setelah penggantian komponen-komponen tersebut, Silvie terasa seperti baru lagi. Intinya jangan menunggu sampe motor rusak, mesin ambrol di jalan, gak bisa jalan baru kita benerin. Daripada nyusahin orang dan nyusahin diri sendiri, lebih baik melakukan upaya preventif terkait perawatan mesin.

Tamat.

2 comments:

  1. Ulasan yang menarik sekali Bro, kebanyakan rider umumnya awam soal perawatan seperti yg bro Ruben lakukan, tau tau mengeluh cepet inilah cepet itulah, gampang inilah gampang itulah, padahal pada hakekatnya spare part / onderdil di dalam tunggangan kesayangan kita itu punya masa pakai ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Bro.. sparepart/onderdil memang meliki usia pakai. Kebanyakan dari kita lebih memilih menggantinya dalam kondisi rusak total. Selama motor masih bisa gelinding ya cuek aja.

      Delete